Hari senin pagi itu , masih hujan rintik – rintik , didepan rumah kos ku banjir setelah diguyur hujan yang cukup deras semalam . Aku mengeluarkan sepeda motor Honda kreditan yang belum lunas ke jalan raya yang sudah aspal bagus .” Heran ,padahal dari dulu rumah bapak ini tidak pernah banjir” bapak kos ku nyeletuk dari belakang ku .” koq bisa ya pak?” aku menimpalinya , sejak perumahan mewah Galaxy dibangun , yang berbatasan langsung dengan rumah kosku , saluran air menjadi tersumbat , banjirpun tak terhindarkan. Aku mendorong sepeda motor ku keluar pekarangan , batas air lumayan dalam sampai batas pergelangan kaki terendam . Ada ikan –ikan kecil berseliweran di didepan ku , kecil dan hitam , jumlahnya lumayan banyak .” Dari mana ya ikan- ikan ini datang ?” sapaku pada anak bapak kos ku , yang kebetulan juga mau berangkat kerja dengan sepeda motor .” ya enggak tau mas “ sahutnya dengan nada jawa suroboyoan , agak medok sedikit sich .Umurnya sudah memasuki angka 30 tahunan . namun belum ada tanda – tanda akan menikah , tapi pembawaannya ceriah ,sedikit cerewet . Aku tinggal di lantai dua rumah tersebut dan keluarga bapak kosku dengan dua putri berada di lantai bawah . Beliau hanya menyewakan 3 kamar untuk dijadikan kos –kos an . Kos ku lumayan ketat , tidak boleh membawa teman ke lantai 2 , apabila pulang malam dibatasi sampai pukul 11 malam . Walaupun Surabaya kota terbesar nomer dua di Indonesia , namun masalah budaya , adat dan tatakrama masih sangat tinggi , serta norma –norma ke jawaannya masih ketat . Mayoritas penghuni jalan dikawasan kos ku adalah orang – orang asli surabaya dan beragama islam . Kebetulan bapak kos ku beragama Katholik sama dengan aku , sikapku yang ramah , suka bercanda serta bercerita membuat aku cepat akrap dengan bapak ,ibu kos tidak terkecuali kedua putri pemilik kos tersebut . Putri nya yang pertama lebih cerewet dari pada adiknya , Kami sering berbincang di teras dekat garasi ,dia sering curi –curi pandang , terkadang malu – malu . tapi aku sedikitpun tidak tertarik , karena memang tidak masuk dalam kategori gadis impian dalam banyanganku . Kebanyakan wanita asli surabaya berkulit hitam manis , apakah karena memang cuacanya yang selalu panas atau mereka jarang mandi ? enggak tau lah , yang pasti putri bapak kos ku ini pun sama dengan kebanyakan wanita surabaya . Mereka menjadi wanita – wanita yang kuat ,tangguh , berbicara apa adanya , apabila mereka tidak menyukai sesuatu , langsung mengatakan tidak suka , dengan karekter seperti itu , aku bisa lebih akrap dan hangat ketika berbincang-bincang dengan mereka . Aku betah tinggal bersama keluarga tersebut , walaupun setiap siang ketika aku berada didalam kos , harus telanjang dada dikarenakan di kamar hanya menggunakan kipas angin yang ditempel dilangit-langit kamar ku . Suara musik disebelah kamar ku terdengar jelas . Aku memilih mengalah tidak memasang radio atau tape , kalau aku hidupkan radio ku ,kemudian sebelah kamar juga memasang tape nya , bisa membuat gaduh dan berakibat pada pertengkaran . kebetulan tiga kamar yang ada terisi penuh , dan penghuninya semua warga batak yang terkenal keras . Aku berada dikamar yang tengah-tengah , yang dikanan dan dikiri ku masih memiliki emosi asli bawaan dari kampung halaman .Terkadang penghuni kos ku sebelah kiri suka curhat , apabila teman sebelah kanan kamar ku itu memasang musik yang terlalu keras . Disinilah kami mampu hidup lebih dari 2 tahun berdampingan ,saling meredam emosi masing –masing tanpa terjadi pertengkaran yang berarti . walupun cuaca panas , didalam kamar juga panas , kami tetap menikmati ketenangan , tempat peraduan setelah stress dilanda target pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya