Udara sejuk kawasan sawah diseputaran danau tondano membangunkan ku tepat pukul 5 pagi . Kamar kos yang berjumlah 30 kamar tampak sepi , karena memang para penghuni kos yang hampir semua adalah mahasiswa di kampus terbesar di minahasa tersebut pada pulang kampung . Harpitnas ini memberi kesempatan buat mereka untuk bertemu keluarga di Manado , langoan , bitung dan sekitarnya . Hanya tersisa 3 orang yang tidak pulkam , mereka adalah orang nusa utara , kepulauan sangihe ." Kak pake kasur ku aja , karna kasur ku ada dua " sapa salah satu dari mereka " oh baik sekali kalian ya " kos - kos an di tempat tersebut tidak menyediakan kasur dan lemari alias kosong , aku menginap dua malam . Bermalam di Tondano memang serasa menginap di puncak , dingin tanpa ac , air mandi yang di bor dari bawah tanah pun hangat , jadi serasa memiliki pemanas air pribadi . Untuk mengisi perutku aku coba menelusuri perkampungan di kawasaan tataaran yang mayoritas adalah rumah kos . Disudut ada tempat makan penuh dengan sesak . " tante pesan miedal porsi besar ya " aku memesan menu utama resto ala mahasiswa . Rp. 5.000 per porsi ,, bubur khas manado dicampur mie dan sayuran memang makyuss . Pagi - pagi sekali pukul 6.00 tanpa mandi dan cuci muka ,aku bergerak menuju kawasan sawah , aku selipkan kertas di kamar mereka untuk ucapan thanks atas kebaikan nya , mungkin masih terlelap dalam pelukan pacar masing masing , karena anak mahasiswa kalau libur , tidur larut malam dan bangun setelah matahari diatas kepala . Mereka masih pulas dalam pelukan pacar nya . Aha.. Memang otak belom bisa menerima kehidupan anak kos disini , saat ngobrol bercanda selalu berhasa rohani , belum lagi salib yang terpaku dihampir setiap pintu kamar kos nya . " kak kalau mau tanya kos ada 2 yang wajib di tanya sebelum memutuskan tingggal " cerita anak kos mahasiswi pasca sarjana di kampus tersebut . -" 1 . Rp.400.000 perbulan sudah termasuk listrik dan air? Kong pertanyaan kedua. , bebas tidak membawa teman ? Kalau jawabannya iya.. Berarti kos itu akan selalu penuh , " sambung dia . " aku kalau lulus akan kembali ke sanger untuk membangun desa , kalau Tuhan mengijinkan akulah yang pertama nanti lulus Master dari desa ku" paparnya dengan bangga . Mereka bertiga yang tidak pulang kampung 2 orang cowok dan 1 orang cewek , akau ajak mereka untuk mengelilingi danau Tondano yang hanya di tempuh 1 jam berkendaraan . Masyarakat disini memang terbilang sangat ramah dan baik .
" om belom ada yang buka ya" sapa ku ketika sudah sampai di bukit kasih kanonang sumber air panas alam . Pagi itu aku tiba pukul 7.30 , karena ingin mandi air belerang dari sumbernya langsung . Saat perjalanan dari Tondano lewat jalan kampung ke kanonang , pemandangan kebun jagung , kebon kacang , sangat sedap ditambah embun pagi yang masih dingin . Anak - anak sekolah terlihat bergegas meninggalkan rumah masing-masing " Bersama mu Bapa kulewati semua"... Alunan lagu diradio menambah sejuknya pagi . Hampir semua radio yang kuputar pagi itu menyiarkan acara rohani . Anugrah pagi menghiasi hati serta sejuknya hembusan angin diterpa mentari pagi membuatku damai akan KasihNya....