10/27/15

Naik pesawat berdiri ..


Setiap membuka Channel berita di televisi , kita disuguhkan dengan asap , asap dan asap , sepertinya tidak ada berita yang bertahan paling lama dengan berita yang sama , yaitu asap . Penerbangan lumpuh ,bahkan bandara di Pekanbaru tidak ada kehidupan lebih dari dua bulan , sekolah diliburkan . Udara yang tadinya adalah  barang gratis untuk semua orang ,itu hanya sebuah kiasan ,karena untuk bisa bernafas dengan nikmat , harus menggunakan tabung oksigen ,yang tentunya harga tabung serta isi ulangnya bisa menguras isi kantong .

Pembakaran hutan yang melanda negeri ini ,tidak hanya di Sumatra dan Kalimantan .
Bagian paling timur juga dilanda pembakaran sengaja demi memulai pembibitan kelapa sawit . Merauke adalah kota perbatasan terluar dengan lebih dari 600 titik api , angin berhembus pelan tapi pasti mengantar sang asap ke kota Timika , dimana aku sedang menjalani aktivitas kunjungan kerja selama 4 hari , memang asap nya tidak sepekat di Pekanbaru atau di Palangkaraya , namun cukup melumpuhkan aktivitas bandara milik freeport mozes Kilangan AirPort . Boarding pass GA655 tanggal 16 Oktober 2015 pukul 14.30 WIT sudah ditangan , jarak hotel dimana aku tinggal hanya ditempuh 10 menit tiba . Saat memasuki area bandara , wajah murung dan lusuh menyelimuti setiap orang yang berpapasan denganku . " Pak maaf penerbangan ke Jakarta batal , akibat asap tebal " sapa petugas konter Garuda . " apakah ada penggantian hotel buat saya" timpalku . Akibat ini adalah bencana alam pihak maskapai tidak  memfasilitasi . Dengan langkah malas , aku kembali ke hotel  . Tarif hotel melati dengan dinding triplek serta tikus wara wiri diatas asbes mencapai 400ribu permalam , makan layak paling murah 40ribuan . Mahal .. ya inilah negeri di ujung timur ,Papua . Kota Timika ini memang kota tempat mencari uang dan mencari uang ..lagi mencari uang ., tidak ada pantai , hanya hutan dan panas ,padahal ini adalah kota transit menuju gunung tertinggi di Indonesia puncak Jaya ,cartenz .

Setelah menunggu 9 hari tanpa ada kepastian akan keberangkatan maskapai komersial dari bandara Timika , dengan hati berat dan ragu ,akhirnya nekad membeli tiket Hercules milik militer . Sebuah penerbangan yang masuk ke daerah daerah rawan bencana serta kemampuan mendarat darurat . Saat Anda naik kereta listrik jurusan Sudirman - Serpong di jam - jam berangkat atau pulang kerja  , atau naik busway saat jam yang sama , mungkin akan terlihat seperti ikan sarden berdiri lurus berdempetan , dalam pesawat Hercules lebih parah dari itu semua , karena menyatu dengan barang - barang , ada motor , ada ikan , ada Pinang segala macam bareng kebutuhan pokok menyatu dengan baunya keringat tak sedap tanpa ada pegangan untuk berdiri kokoh .
Tapi aku bersyukur bisa kembali dan keluar dari kota Timika ,yang menurut BMKG rencana asap ini bisa selesai pada saat hujan turun di akhir November 2015 , dan aku menuliskan ini dari udara , sambil duduk di atas bungkusan kepiting koraka khas Timika yang akan di kirim ke Makassar , karena kepiting koraka ini nikmat dan maknyus membuat ingin kembali ke Timika .
image

Lorem ipsum dolor sit

Aliquam sit amet urna quis quam ornare pretium. Cras pellentesque interdum nibh non tristique. Pellentesque et velit non urna auctor porttitor.

image

Nunc dignissim accumsan

Vestibulum pretium convallis diam sit amet vestibulum. Etiam non est eget leo luctus bibendum. Integer pretium, odio at scelerisque congue.