Kaka berapakah ongkos ke perbatasan? Sejenak aku di kerebuti ada sekitar 10 orang tukang ojek di daerah pasar kota atambua , mereka tidak menggunakan sistem antrian ,namun tergantung siapa yang lebih gigih untuk mendapatkan harga nego terbaik . 100 ribu saja bapak , sahut tukang ojek yg agak serius mimik wajahnya sedikit bertato dan terlihat garang ." Ah mahal sekali " teriakku sambil meninggalkan kerumunan , semua terpelongo tanpa ada yang menyahut . Sebagai solo traveller dengan ala backpacker , aku harus menghitung pengeluaran sekecil mungkin , bukan pelit tapi menjadi sebuah prestasi sendiri jika mampu mengeluarkan budget hanya 10% dari orang orang yg liburan pada umumnya . Setelah berjarak 1 kilo meter dari kerumunan tukang ojek tadi , satu orang mengikutiku pelan -pelan dan menghampiriku sambil berjalan , " bapak 75ribu saja ya " ucapnya sedikit gigih ,kaka yg satu ini agak hitam ,sedikit serem sich tampangnya . Dan aku pun berhenti untuk negosisiasi , " sudah 50ribu saja antar beta ke perbatasan dan kembali kesini" sapa ku . " begini saja bapak , belikan beta bensin 10ribu , nah 50 ribu buat beta" kaka tukang ojek ini memang pantang menyerah . baiklah ,ayo kita berangkat. Kami pun menelusuri jalanan atambua , kota yang sering dijadikan lokasi shooting film , yg terbaru sedang tayang di XXI aisyah movie,tentang gadis berkerudung menjadi guru di sekolah yg muridnya semua katholik , dibintangi laudya chintya bella . Jalanan menuju perbatasan timor leste sudah bagus , dalam perjalanan kami berhenti sejenak saat melihat banyak ibu- ibu didepan jalan berjejer membawa patung Bunda Maria ," sedang ada acara apakah mama" sapa ku sedikit meyelidik keingintahuan . Mayoritas penghuni kota ini memeluk katolik yg taat , mereka sedang menunggu arak- arakan patung Bunda Maria sebagi bagian ritual keagamaan yg dibalut dengan ada tradisional .
Hampir satu jam akhirnya kami tiba di Motaain , desa terakhir sebelum menyeberang ke negeri tetangga yg dulunya saudara kita di propinsi termuda saat itu Timtim. " kita parkir dulu di rumah adik beta ya di ujung " tukang ojek menerangkan , dia ternyata banyak kenal dengan penduduk Motaain , dan adiknya perempuan menikah dan tinggal di desa ini . Lalu kami berjalan ke pos polisi untuk minta ijin , seratus meter kemudian kami minta ijin lagi di kantor imigrasi , dan terakhir di gerbang kami minta ijin ke pos jaga tentara . Untuk masuk sampai ke pintu perbatasan sekitar 1 kilometer dari pos imigrasi tidak dikenakan biaya , namun jika ingin sampai di kota dilli yg berjarak 7 jam berkendara akan dikenakan visa on arrival sekitar USD35 untuk masa tinggal 30 hari , ada banyak mobil travel langsung ke kota dili . Sepertinya kehidupan di negeri tetangga ini jauh dari harapan mereka sebelum memisah kan diri dari NKRI , harga semua mahal karena menggunakan dollar amerika , jika dibawah USD menggunakan mata uang centavos , 1 liter bensin harganya USD1,4 serta bahasa portugis . Sebenarnya jika ingin berdagang , peluang bisnis masih sangat terbuka disini , beli di negeri kita dengan tarif rupiah , lalu jual di tetangga dengan tarif dollar . Aku tidak berlama - lama di perbatasan , selain panas nya sangat ,karena iklim disini lebih di pengaruhi oleh autralia ,bahkan naik pesawat ke Darwin ditempuh 1 jam saja dari dilli .
Ojek kami pacu lagi melewati jalan berbeda dari keberangkatan kami , melewati pesisir pantai ,jalan aspalnya juga sudah cukup bagus , sesekali kami berhenti untuk bepose mengabadikan indahnya teluk gurita , matahari yg akan terbenam terlihat lebih besar disini , mungkin lebih dekat sepertinya ke arah matahari , tukang ojek sekaligus pengawalku dengan setia merangkap juru foto , dia sangat senang , belajar memegang miirorrles camera , menyentuh ipad yg mungkin belum pernah dia Lihat sepanjang hidupnya . Tiba kembali di kota atambua tepat pukul 19.10 wita . " kaka kita makan dulu ya" kami mampir di resto , terlihat sedikit mewah , dan menu andalan di kota ini adalah ikan kuah asam , satu porsi termasuk nasi 15 ribu saja . Aku sudah beberapa kali makan bedua dengan tukang ojek Di restaurant, mungkin anda boleh coba pengalaman ini, ada rasa syukur yg dalam saat kita melihat dia menyantap dengan antusias makan tersebut ." Terimkasih ya kaka sudah menemani beta , aku selipkan 1 lembar 100 ribuan ke tangannya .
Pagi pagi buta pukul 5,50 wita , aku sudah standby di pasar atambua , tempat menunggu elf bus menuju kupang , yang ditempuh dengan 7- 8 jam dengan tarif 75 ribu , tidak ada AC Tapi pemandangan sepanjang perjalanan begitu indah .
Sejenak aku terdiam menuliskan pengalaman solo traveller ini , saat dibalik jendela kaca Lion air Kupang - Surabaya terpampang danau kalimutu , agak jauh memang tapi kelak aku akan menghampirinya ....