Selamat pagi..."bisa dibantu Pak..terimakasih" inilah kata kata yang selalu terucap dari bibir satpam di BCA, mulai dari pagi sampai sore , berdiri terus dan harus senyum kepada setiap yang datang bank tersebut. Buka Pintu tutup lagi,buka pintu tutup lagi sampai jam menunjukkan pukul 3 sore baru bisa bernafas lega.Kalau kita melihat keadaan akhir -akhir dengan segala kesibukan, baik dalam pekerjaan dan keluarga , membuat kita sulit rasanya tersenyum. Apalagi rutinitas yang terus membelenggu membuat banyak wajah orang tegang,sehingga membuat ramai tempat-tempat hiburan malam. Sepatutnya kita belajar mengucap syukur atas apa yang telah kita jalani dalam kehidupan kita sehari-hari. Aku pernah melihat kehidupan di beberapa desa ,seperti di pedalaman Jambi atau di kampungku, kebanyakan kehidupan orang orang disana jauh dari ketegangan otot dalam wajah,bisa tertawa lepas walaupun hanya makan pakai nasi plus ikan asin.Tinggal dikota besar seperti Jakarta memang membuat obsesi semakin melambung dengan melihat berbagai hal di sekitar kita,ingin itu,ingin ini, yang sampai akhirnya kita tidak pernah puas dalam setiap pencapaian. Egoisme dan individualistis lebih dominan daripada kebersamaan, kepuasan diri lebih penting daripada kepuasan orang lain, berbicara tentang orang lain, terkadang kita tidak pernah peduli, coba kalau ditanya sore menjelang malam setiap hari "perbuatan baik apa yang telah saya lakukan hari ini?" kita bisa terbengong bengong yang ada kita sudah menyakiti hati siapa ya?Mengucap syukur dan selalu mengoreksi diri setiap hari adalah salah satu solusi untuk bisa memberi senyum tulus pada setiap orang yang kita temui ,asal jangan lupa menggosok gigi memakai pepsodent . warning: Jarang senyum bisa mengakibatkan stroke , serangan jantung dan lain lain.
