
Lampu merah diperempatan jalan pramuka menyala,biasanya saya melintas diatas jembatan dan tidak harus melalui lampu merah,yang terkadang bisa membuat gugup ketika saya berada di belakang kemudi,maklum SIM ku tembakan di bandung atas bantuan bapak mertua. Dilokasi itu selalu ada aja pak polisi yang berdiri . Setelah menginjak rem persis dibawah lampu merah, tiba tiba muncul seorang ibu menggendong anak kecil meyodorkan tangan ,minta uang. Saya lihat ada uang lembaran seribuan yg langsung saya berikan ,lalu si ibu membalas dengan senyum. Kejadian seperti ini sudah menjadi tidak asing memang di kota ini , ada yang tidak peduli , pura pura tidak lihat atau bahkan mengusir si peminta -minta tersebut.
Adakah kita pernah melihat arti sebuah pertolongan buat orang lain di sekitar kita? Kehidupan di kota besar seperti dijakarta,memang membuat kita lupa terhadap lingkungan,tidak bisa dipungkiri dengan kesibukan, kemacetan, kesumpekan dan tuntutan hidup , membuat otak menjadi nyut nyutan tiap hari. Pernakah terpikir oleh kita untuk kembali ke desa? dimana kehidupan yang adem , sunyi ? mendengar suara jangkrik di malam hari, tidak ada suara bising klakson kendaraan, tidak ada kemunafikan dan tentunya senyum khas/tulus dari setiap warga selalu tersungging dari bibir manis di balik kumis garang.
Memang kota seolah olah ingin menciptakan orang - orang yang menghuninya menjadi manusia individualis dan egoisme. Ketika saya melakukan kinjungan rutin di salah satu cabang BCA di Wisma BNI'46 kawasan sudirman Jakarta, disalah satu lobby nya ,saya melihat dua orang didepan saya saling tubrukan , masing masing sedang asyik mengotak ngatik handphone balckberry nya sambil jalan.."brakkk..kepala ketemu kepala ....tabrakan pun tidak terhindari" orang sekitar yang melihat langsung pada ketawa...hahaha..korban ke gaya hidup kota dengan teknologi, baru saja bertambah ...kita sering melihat orang orang yang sedang menunggu naik lift di perkantoran sibuk dengan jempolnya masing masing, bahkan tidak jarang ,banyak yang senyum-senyum sendiri. Senyum buat orang lain sulit ditemukan akhir - akhir ini ,tapi senyum ke diri - sendiri didepan handphone , sudah menjadi pemandangan biasa...Dunia memang edan.
Besok bagi kita umat kristiani merayakan Paskah...apa makna pegorbananNya bagi hidup kita?apakah kepedulian kita terhadap orang di sekitar kita? sulitkah kita memberikan uang 500 rupiah kepada penunggu lampu merah? atau kita hanya bisa protes dan ngomel karena uang 500 rupiah? kita sudah muak melihat segala pemberitaan di media mulai dari korupsi pajak yang kabur ke singapura, kawin lari dengan suami orang ".....dan..masih banyak lagi...
Uang 500 rupiah anda tidak akan mengurangi kekayaan kita, namun sangat berarti buat mereka.....SELAMAT PASKAH......