
Maling..maling..maling’ seorang wanita berteriak histeris sambil memegang telepon genggamnya,ditengah tengah keramaian orang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta selatan. Sontak semua orang begegas berdatangan menghampiri wanita tersebut, terutama bagian keamanan dan berusaha menenangkannya dan yang lain melihat sekeliling mencari orang yang maling tersebut, karena wanita itu berteriak keras sekali sambil menangis tersedu-sedu. Setelah diberi minum aqua dan mulai tenang, si wanita bercerita bahwa barusan dia menggunakan telepon genggamnya mengunakan fasilitas phone banking salah satu bank swasta terkenal untuk mengetahui saldo rekening tabungannya, dan ternyata uang di tabungannya berkurang sebesar sepuluhjuta rupiah..oalah.., dikirain maling dompet si mbak… Beberapa hari terakhir ini kita dikagetkan begitu banyaknya korban pencurian uang melalui duplikasi kartu ATM, mungkin anda salah satunya! Amankah menyimpan uang di bank dan amankah menggunakan uang plastik tersebut? Ini menjadi pertanyaan banyak orang. Kartu plastik yang berperan menjadi pengganti uang tunai sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan, karena memang dengan menggunakan kartu tersebut kita tidak perlu membawa uang tunai secara berlebihan, tinggal gesrek uangpun keluar dari lobangnya.
Kebiasaan saya jarang membawa banyak uang tunai didalam dompet paling besar seratus ribu rupiah, selain menghindari kecurian juga bisa menghindari uang cepat habis,karena kalau ada uang tunai didompet rasanya gampang untuk mengeluarkan dan membelanjakannya, nah kebiasaan ini terbawa ketika saya jalan- jalan sendiri ke Tanah Toraja di Sulawesi Selatan, waktu saya tiba sore hari setelah delapan jam perjalanan dari Makassar, ketika tiba saya langsung menuju Rantapao dan mencari hotel, saya yakin dapat hotel karena memang bukan musim liburan dan bukan weekend dan pastinya hotel-hotel tersebut sudah menggunakan standar pembayaran menggunakan kartu, ternyata semua hotel penuh, ketika saya tanya ada apa koq penuh “bapak wakil presiden (waktu itu Yusuf Kalla) akan datang besok untuk membuka acara Toraya Mamali”ujar petugas hotel. Akhirnya dengan badan lemas ,saya keluar dari hotel tersebut dan mencari penginapan,yang penting bisa tidur karena matahari hampir terbenam.Setelah jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam dapatlah penginapan mirip kos kosan sich,lumayan bisa istirahat dengan tarif seratus ribu permalam, ketika saya membuka dompet ingin membayar biaya penginapan, uang didompet hanya seratus ribu, waduh gawat ATM jauh di kota ,akhirnya dapat kesepakatan limapuluh ribu dulu dan besoknya saya pergi kekota untuk menguras isi ATM dan mulai menggunakan uang tunai setiap bertransaksi.
" kurre sumanga"