4/26/14

Anak jalanan diantara gunung emas..




Saat aku makan siang dengan partner kerja disalah satu resto dengan menu khas Kepiting yang terkenal kelezatannya di kota Timika , mendadak ada anak dua orang peminta - minta " bu minta uang buat makan" lirih anak kecil keriting rambut dan kulit hitam khas papua , "ko belom makan " balas ibu rekan kerja ku tersebut . " kalo gitu ko berdua makan saja disini" sambung ibu pimpinan salah satu bank cabang Timika . Dan dia pun langsung memesan dua porsi makanan di meja sebelah kami serta membayar tagihan di kasir . " bu biar mereka makan disini ya , jangan di bungkus" sahut dia pada saat membayar di kasir . " mereka harus makan disini , tidak boleh bungkus" sapa nya ketika sudah duduk kembali di meja ku . "Kalau aku kasih uang , sama aja aku menjerumuskan mereka , karena akan di belikan minuman keras , kalo mereka nasi bungkus. , bisa nasi itu dijual untuk dapat uang tunai " dia bercerita , "pernah aku di Bali" ( kebetulan ibu tersebut asli Bali ), saat dilampu merah ada anak peminta - minta " bu aku sudah tidak punya orang tua lagi ,minta duit bu buat sekolah" anak- anak jalanan itu meminta dengan iba.. " ya sudah kalo gitu kau masuk sini ke mobil ku ,aku akan sekolah kan kau " dia buka pintu mobilnya ..tapi anak itu malah kabur ..mereka berbohong untuk minta uang ,,sambung nya.." " Yuk bu kita jalan" sapa ku karena memang sudah lenyap kepiting nikmat yang benar- benar lezat di Timika ." Bu minta ongkos ojek buat pulang " teriak anak yang tadi makan disebelah kami " liat kan , mereka berusaha untuk mendapat kan uang tunai" selorohnya .

Satu  lagi ilmu rendah hati dan kepedulian yang sangat menyentuh hati, kepedulian dan kasih itu memang harus nyata terhadap sekeliling kita . Padahal kota Timika ini , tempat tambang emas salah satu yang terbesar di dunia , segala fasilitas kota , mulai dari bandara , sekolah , rumah sakit ada dalam sentuhan perusahaan tambang milik amerika tersebut . ketika aku pertama kali Akan mendarat di bandara Mozes kilangan , awan gelap menutupi semua kota, padahal matahari pagi itu terik sekali . Saat akan mendarat , ban pesewat sudah di buka , tiba -tiba pesawat posisi naik lagi , lalu berputar - putar diatas awan , sudah dua putaran kuhitung . " bapak/ ibu mohon maaf kita terbang berputar - putar menunggu cuaca baik " ujar pilot di pengeras suara ..aku lihat memang  awan begitu tebal dibawah pesawat , meneyelimuti hampir semua kota Timika , penerbangan ku dari jakarta berangkat pukul  22 .00 wib ..rencana tiba Timika pukul . 6.30 WIT , artinya tiba dengan matahari pagi . Cuaca di papua khususnya di Timika memang tidak menentu , makanya tidak ada pesawat yang berani mendarat malam hari . Akhirnya GA 0652 dialihkan pendaratannya ke Jayapura .Hampir dua jam kami menunggu di bandara sentani Jayapura . Untung pelayanan dan senyum pramugari membuat semangat . Makanan , roti serta permen disodorkan dengan ketulusan tanpa beban .Tepat pukul 10.30 WIT kami mendarat kembali di bandara Tiimika , terlihat raut wajah para penumpang yang setengahnya berkulit eropa/ amrik , mungkin mereka pegawai tambang freeport , terlihat sumuringah . Panas terik langsung menyapa kami , walau masih terlihat gumpalan awan , mirip gulungan kapas tebal di udara .

Selamat datang di Timika , kota yang menjadi pijakan menuju pengunungan tertinggi di indonesia Puncak jaya , satu - satunya lokasi turunnya salju di negri ini . Tidak banyak tempat wisata disini , tapi wisata ke lokasi penambangan Freeport adalah yang menjadi banyak idaman  para petualang , walau punya banyak uang , punya banyak waktu belom tentu bisa melihat panorama serta menginjak salju  di atas lokasi tambang tersebut . Karena untuk bisa ke lokasi tersebut harus melalui koneksi dengan management freeport , artinya yang tidak memiliki kepentingan tidak boleh masuk . Ironis....