4/18/14

Selamat Paskah 2014


Salibkan Dia ..Salib kan Dia..Salibkan Dia..teriakan sejumlah remaja yang sedang latihan persiapan drama prosesi jalan salib . Biasanya setiap perayaan Jumat Agung para remaja di Kota Manado dilibatkan oleh gereja untuk melakukan konvoi , melakoni apa yang terjadi pada 2000 tahun silam . Suasana menjelang Paskah memang sangat terasa di kota ini , kerlap - kerlip lampu yang sudah di modifikasi berbentuk salib , bertaburan disetiap jalan dan gang . Satu hal yang langka bahkan mungkin tidak ada satu kota pun di negri ini yang bebas memasang lampu berbentuk salib . Kota ini juga sangat ramah menyapa setiap orang yang mampir atau bertanya sesuatu . Bahkan teman kosku memarkir mobilnya di luar pagar tanpa mengunci kaca mobil sepanjang malam , tidak ada kehilangan apalagi kecurian . Masyarakat disini memang benar- benar mengaplikasikan ajaranNya tentang bagaimana bertutur kata , menerima orang lain , tidak ada rasa curiga dan selalu tersenyum manis . Satu hal yang aneh disini adalah kalau kita berkendara , jarang mendengar suara klakson . Jalan pelan dan rapih , tidak ada serempet sana , serempet sini . pernah suatu hari pada hari raya pengucapan syukur ( mirip thanks giving day nya USA ) , aku kembali dari Satu kota sejuk diatas ketinggian manado dalam hari normal bisa ditempuh hanya 50 menit . Namun saat itu macet total , jalanan mirip dari puncak ke Jakarta. Jalan turun arah pulang tidak bergerak sama sekali , sedangkan arah berlawanan sangat sepi. Naluri menyetirku muncul dan masuk kejalan tersebut , bebas tanpa hambatan . Anehnya ketika ada kendaraan dari depan , aku menyusup ke jalur normal, ajaib tidak ada satu pun yang marah atau menekan klakson . Benar- benar damai .

Mengucap syukur , inilah yang diajarkan di kota ini . Makanya ada hari pengucapan syukur di seluruh wilayah sulawesi utara . Aku boleh makan bebas dan sekenyang - kenyangnya dirumah penduduk yang tidak dikenal , hanya bermodal kata - kata " Selamat merayakan hari pengucapan syukur ya bu" sapaku pada tuan rumah . Perut kenyang dengan makanan khas minahasa yang pedas , dan pulang dengan bungkusan . seharusnya aku sudah berada di Serpong hari ini , dimana  aku tiba dibandara samratulangi  satu jam setelah pesawatku take off , aku tetap mengucap syukur , masih bisa menikmati udara sejuk serta suasana Paskah  . 

KematianNya di kayu salib menjadi simbol Kasih yang sesungguhnya . Aku tidak begitu paham apakah kota ini juga merasakan akan makna kasih tersebut dalam kesehariannya . Mau mengorbakan kesenangan diri sendiri demi kebahagian orang lain , termasuk juga mau melepaskan istri sendiri demi kebahagiannya dengan pria lain demikian juga sebaliknya , apakah itu makna kasih mau berkorban demi kebahagian orang lain? Karena sangat mudah menemukan wanita usia 19 tahun namun sudah janda beranak satu di kota ini . Tapi apapun yang menjadi pilihan kita dalam menjalani keseharian , mengisi relung - relung jiwa yang kosong , mari sejenak merenung apakah kita benar - benar mengasihi Dia seperti Dia mengasihi kita? Selamat Paskah......